Kanalhalal.com, Lampung; Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) resmi digelar di Lampung hari ini, Rabu (22/12) hingga besok, Kamis (23/12). Ada sejumlah agenda yang dilakukan, namun pemilihan ketua umum (ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang paling menjadi perhatian publik.
Ada dua tokoh yang digadangan-gadang menjadi ketum PBNU selanjutnya. Memiliki basis pendukung yang kuat, keduanya adalah Said Aqil Siradj sebagai petahana dan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang kini menjabat Khatib Aam PBNU.
Keduanya mempunya profil yang mentereng. Untuk Said Aqil Siradj, tercatat sudah menjabat Ketum PBNU selama dua periode, yakni 2010-2015 dan 2015-2020. Pada Oktober 2021, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, pada 3 Juli 1953 ini mengaku mendapat dukungan dari banyak pihak untuk mencalonkan diri kembali memimpin PBNU.
Usai mendapat dukungan, dia menyatakan siap maju kembali sebagai calon ketum pada Rabu (8/12). Said menuturkan, sejumlah kiai sepuh memintanya kembali memimpin PBNU, antara lain Habib Luthfi, Tuan Guru Turmudzi, KH Muhtadi Dimyati, KH Dimyati Rois, KH Agoes Ali Masyhuri, dan Kiai Bustomi.
“Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sepuh,” kata Said dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu.
Sementara itu, calon dengan basis pendukung yang kuat berikutnya adalah Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya. Dia merupakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur sekaligus Khatib Aam PBNU.
Gus Yahya lahirkan di Rembang, Jawa Tengah, pada 16 Februari 1966, ia juga merupakan mantan juru bicara Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dukungan terhadap Gus Yahya berbasis di Jawa Timur.
Gus Yahya mengakui dirinya memang menawarkan diri agar dapat menjadi orang nomor satu di PBNU. Keinginan itu tak lepas karena Gus Yahya ingin mengubah konstruksi organisasi NU agar menjadi organisasi yang lebih optimal.
“Saya memang menawarkan diri untuk dipilih sebagai ketum dalam muktamar nanti karena saya melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU segera, yaitu yang tema besarnya adalah transformasi konstruksi organisasi NU supaya NU ini bisa lebih optimal di dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya,” ujarnya.
Rep. Abdullah
Red. Badrus Ahmad